Sebuah studi ilmiah bersama Israel-Amerika mengungkapkan bahwa ibadah rutin seperti shalat lima waktu umat Islam sehari-hari dapat mengurangi risiko berkembangnya demensia atau “Alzheimer” sebesar 50 persen.
Penelitian Israel-Amerika tersebut dilakukan dengan dana dari Lembaga Kesehatan Nasional Amerika Serikat (National Institutes of Health) “NIH”, dan bekerja sama dengan beberapa peneliti Israel dari rumah sakit dan universitas seperti Universitas Tel Aviv dan Universitas Ben-Gurion, tim tersebut juga termasuk peneliti Amerika dari Universitas Clubland.
Penelitian kesehatan menunjukkan bahwa pengaruh shalat memiliki dampak positif yang lebih besar daripada dampak faktor pendidikan di setiap lembaga pendidikan yang menurut penelitian digunakan untuk mengurangi resiko Alzheimer, sebesar 24 persen.
Bagian dari studi ini diterbitkan dalam laporan surat kabar Israel “Harian Haaretz” yang melaporkan bahwa dikatakan umumnya infeksi peningkatan penyakit Alzheimer sebesar 50 persen di antara pria dibanding wanita, sementara tingkat infeksi adalah sama ketika dibandingkan wanita yang telah belajar dalam jangka waktu mulai satu hingga dua tahun di lembaga pendidikan, dengan angka pria terinfeksi yang telah belajar selama empat tahun.
Penelitian Israel menunjukkan bahwa beribadah memiliki efek ganda apabila dibandingkan dengan jumlah tahun pendidikan yang dihabiskan oleh setiap orang.
Penelitian tersebut tidak memberikan penjelasan yang terperinci untuk hubungan antara shalat dan kemungkinannya mengurangi penyakit, namun, mereka mencoba mendukung pendapat mereka dengan beberapa pernyataan yang luar biasa:
“Sembahyang merupakan suatu kebiasaan di mana pikiran diinvestasikan, dan aktivitas intelektual yang terlibat di dalamnya mungkin merupakan tindakan perlindungan terhadap penyakit,” kata Prof. Rivka Inzelberg yang merupakan pemimpin peneliti dari Universitas Tel Aviv.
Perlu disebutkan bahwa studi ini melibatkan lebih dari 892 partisipan dengan umur di atas 65 tahun yang tinggal di desa Arab “Wadi Ara” di Israel. Contoh partisipan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 497 orang yang tidak menderita gejala penyakit daya ingat, 303 orang yang menderita kelemahan daya ingat ringan, dan kemudian 92 orang yang menderita Alzheimer.
Penelitian Israel ini bukanlah studi pertama yang telah dicoba untuk menemukan hubungan antara agama dan kesehatan yang baik. Pada tahun 2005, para peneliti menemukan bahwa menerapkan gaya religius atau spiritual memperlambat perkembangan penyakit Alzheimer.
Juga, kelompok riset Israel, Assia, menemukan morbiditas dan angka kematian di antara bayi yang jauh lebih rendah dalam masyarakat yang religius.
You can also read this article in English Here
View the Original article
0 comments:
Post a Comment