Dengan berkembangnya kampanye tentang Eco-Friendly yang mencoba untuk meningkatkan kesadaran lingkungan dalam rangka menjaga dan merawat kebersihan lingkungan untuk generasi mendatang, komunitas Muslim mulai mengadopsi prinsip yang sama demi terwujudnya lingkungan yang lebih baik, serta berusaha untuk menciptakan dan menerapkan ide-ide dan proyek untuk melayani dunia Muslim sekaligus menjaga lingkungan tetap aman.
Di bagian atas daftar, kita menemukan bahwa Otoritas Umum Urusan Islam dan Hibah di Dubai mengumumkan peluncuran proyek baru berupa Masjid ramah lingkungan yang pertama. Di mana masjid tersebut akan dibangun menggunakan teknologi ramah lingkungan. Ini adalah hal unik yang diperkirakan menelan biaya pemerintah sekitar 25 juta dirham (sekitar 64 Milyar rupiah)
Masjid ini dapat menampung sekitar 3500 jamaah, dan diperkirakan akan selesai pembangunannya dalam 18 bulan hingga akhir 2013. Masjid ini diharapkan dapat mengurangi konsumsi air dan energi sebesar 18 persen.
Dubai merusaha membuat masjid model baru untuk masa depan ini dibawah komando Yang Mulia Sheikh Mohammad bin Rashid Al-Maktoum, perdana menteri Uni Emirat Arab dan monarki konstitusional Dubai.
Yang Mulia percaya bahwa kebutuhan untuk menerapkan standar internasional terbaik untuk menjadikan masjid yang ramah lingkungan sangatlah cocok dengan realita yang ada di Dubai. Pengadopsian standar Bangunan Hijau dalam proses konstruksi akan membawa Dubai untuk bergerak menuju pembangunan yang berkelanjutan secara global.
Secara lebih lanjut, pihak berwenang di Dubai dalam kerangka ini bertujuan untuk mengkonservasi sejumlah besar masjid yang ada di Dubai menjadi masjid yang rama lingkungan dan mengadopsi standar Bangunan Hijau untuk berkontribusi pada rencana pembangunan berkelanjutan yang diadopsi oleh negara.
Masjid baru ini akan menjadi masjid terbesar di Emirat Dubai dalam hal ruang dan jumlah jamaah, karena masjid akan dibangun seluas 45.000 meter persegi di lahan seluas 105.000 meter persegi. Selain itu masjid juga akan menerapkan standar Bangunan Hijau dengan konsultan spesialis yang biasa mengembangkan standar Bangunan Hijau.
Standar bangunan hijau ini termasuk perkebunan berupa ruang hijau di lahan masjid, dan pemanfaatan panel surya untuk memanaskan air bagi jamaah dan rumah Imam, serta bagian lain masjid, sekaligus menambah kemungkinan penggunaan air daur ulang dan penyaringan yang digunakan untuk menyiram tanaman dan toilet. Di samping itu juga akan digunakan material ramah lingkungan dalam konstruksi masjid, serta mengurangi konsumsi air melalui penggunaan teknik-teknik modern dan peningkatan kinerja sistem pendingin ruangan dan pemurnian udara melalui penggunaan peralatan teknis dengan efisiensi tinggi yang sesuai dengan standar internasional.
Bergeser ke Arab Saudi, beberapa mahasiswa dari Fakultas Teknik menciptakan sebuah kendaraan ramah lingkungan yang memanfaatkan tenaga surya untuk melayani para peziarah yang mengunjungi tempat-tempat suci. Kendaraan ini dapat mengangkut hingga 6 penumpang dan berjalan dengan kecepatan hingga 40 km/jam.
Kepala Departemen Teknik Mesin dan pengawas proyek mengatakan bahwa ide proyek ini didapat dari pengamatan terhadap masalah yang dihasilkan oleh bahan bakar kendaraan, polusi udara, kebisingan yang dihasilkan oleh mesin, serta kemacetan yang diakibatkan oleh banyaknya jumlah kendaraan tersebut, di samping juga masalah yang ditimbulkan oleh kendaraan listrik yang digunakan di tempat-tempat suci.
You can also read this article in English Here
View the Original article
0 comments:
Post a Comment