Terlahir menjadi seorang Muslim ( kedua orangtuanya adalah pemeluk Islam) merupakan nikmat yang tak terkira. Inilah salah satu nikmat yang diberikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada umat manusia. Sedangkan bagi yang terlahir belum sebagai Muslim, banyak dari mereka berusaha untuk mencari petunjuk dan mendapat hidayah untuk memeluk agama Islam. Namun banyak juga diantara mereka yang masih dalam keadaan kufur. Maka sudah semestinya sebagai umat Muslim mengenal penciptanya, yaitu Allah.
Sejauh mana kita mengenal Allah? Sebagaimana kita tahu bahwa di alam kubur nanti kita akan ditanya “Siapa Rabb-mu, siapakah sesembahanmu ?”. Jika sekarang disaat kita masih hidup dengan mudah menjawabnya dengan “Allah adalah Tuhanku”, tapi, nanti ketika dinginnya liang kubur menjadi satu-satunya teman, apakah juga sedemikian mudahnya kita menjawabnya?
Allah Subhanahu Wa Ta’ala menciptakan manusia untuk beribadah hanya kepada- Nya sebagaimana tercantum dalam firman Allah:
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (Q.S. Adz-Dzaariyat: 56)
Bentuk pengabdian kepada Allah adalah dengan bertaqwa dan diwujudkan dalam beribadah dan akhlak yang santun sesuai dengan tuntunan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah. Sebagai contoh, ketika masih kanak-kanak adalah tugas orang tua untuk memperkenalkan lebih jauh mengenai tata cara beribadah sebagai bentuk ketaqwaan kepada Allah. Jika sudah lebih dari umur 7 tahun dan anak-anak tidak mau mengerjakan sholat, maka orangtua berhak untuk memukulnya–dengan catatan tidak menimbulkan luka-sebagai bentuk kedisiplinan.
Sebagaimana Rasulullah bersabda:
“Perintahlah anak-anakmu untuk (mengerjakan) shalat ketika mereka (berusia) tujuh tahun, dan pukullah mereka jika mereka meninggalkan shalat, padahal mereka sudah (berusia) sepuluh tahun. Lalu, pisahkanlah tempat tidur mereka (antara laki-laki dan perempuan).” (HR al-Hakim dan Abu Dawud )
Suatu kebutuhan bagi umat Muslim untuk tidak lalai dan selalu berpegang teguh dengan agamanya, karena itu nilai- nilai akidah harus disampaikan meski di usia yang belia. Sudah merupakan tugas bagi para orang tua untuk mengenalkan Allah kepada anak-anaknya. Dengan mengenal Allah sejak dini, maka akan tumbuh generasi Muslim yang berkarakter, berguna bagi keluarga, agama, dan bangsanya.
Dengan meyakini akan ke-Esa-an Allah Subhanahuwata`ala dalam mencipta semesta alam, Dialah Pemilik, Penguasa, dan Pengatur dari segala yang diciptakan-Nya, maka manusia terlihat sangat kecil di hadapanNya.
Rasulllah pernah menyampaikan wasiat yang sangat mulia kepada Ibnu Abbas ketika masih anak-anak sekitar usia 10 tahun, sebagaimana telah diriwayatkan oleh Ibu Abbas ra.sendiri:
“Wahai anak kecil, sesungguhnya aku akan mengajarimu beberapa kalimat: Jagalah Allah niscaya Dia akan menjagamu, jagalah Allah niscaya kau akan menemui-Nya berada di hadapanmu. Bila kau meminta maka mintalah pada Allah dan bila kau meminta pertolongan maka mintalah kepada Allah. Ketahuilah sesungguhnya seandainya seluruh manusia bersatu untuk memberimu manfaat, niscaya mereka tidak akan memberi manfaat apa pun kepadamu selain yang telah ditakdirkan Allah untukmu. Dan seandainya mereka bersatu untuk membahayakanmu, niscaya mereka tidak akan membahayakanmu sama sekali kecuali yang telah ditakdirkan Allah atasmu. Pena-pena (penulis takdir) telah diangkat dan lembaran-lembaran (tempat menulis takdir) telah kering.” (HR. At-Tirmizi no. 2516)
Di hadist diatas adalah tugas setiap Muslim–pun ketika masih di usia belia atau belum dibebani syariat-untuk menjaga Allah dengan melaksanakan setiap perintah-Nya dan akan diganti dengan dijaga oleh Allah di dunia dan akhirat.
Hanya Allah lah tempat kita meminta, berdoa, dan memohon sesuatu. Segala hal yang terjadi di dunia ini adalah kehedak dari Allah Subhanahuwata`ala. Maka sudah sepantasnya untuk meningkatkan keimanan dan selalu berada di jalan yang diridhoi-Nya.
View the Original article
0 comments:
Post a Comment