Pacaran = Cinta Palsu? (Bagian 1)

on Friday, January 11, 2013

Pacaran menjadi salah satu kata yang paling sering didengar oleh sebagian remaja saat ini. Kata pacaran berasal dari kata pacar yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti “teman lawan jenis yg tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta kasih”. Apakah definisi dari KBBI itu benar? Apakah benar bahwa mereka yang berpacaran atas dasar cinta? Jika kata mereka itu adalah cinta,  Apakah itu adalah cinta yang sesungguhnya? Bukankah cinta itu butuh komitmen? Di manakah bukti komitmen mereka yang berpacaran itu jika mereka saja tidak  mempunyai ikatan yang resmi? Menurut saya, pacaran sama dengan Cinta Palsu. Saya akan membahas mengapa pacaran itu merugikan dan bagaimana solusi bagi mereka yang sedang jatuh cinta..

Kenapa sih pacaran itu merugikan kita? Banyak sekali alasannya. Yuk! Kita bahas satu per satu.  Berikut ini beberapa alasannya:

1. Boros uang, pikiran, waktu, tenaga
Kalau yang ini sudah jelas, kalau kita berpacaran tentu kita akan menghabiskan uang, pikiran, waktu dan tenaga kita untuk dia yang tidak jelas status hubungannya dengan kita(baca alasan no 2). Dia tidak ada komitmen yang jelas terhadap kita. Cuma bilang “Aku Cinta Kamu”, “Aku Sayang Kamu”, “Aku Mau menjadi pacarmu” dan lain-lain di hadapan teman- teman tetapi kenyataanya itu semua palsu. Dia bukan orang yang punya komitmen untuk mendampingi kita seumur hidup. Jika dia memang punya komitmen kepada kita untuk selamanya tentu dia punya niat dan cita-cita untuk berkeluarga dengan kita di kemudian hari. Bukan cuma bilang cinta, sayang, mau jadi pacar dan lain-lain. Tapi dia akan berikan bukti yang jelas. Dia akan berusaha mengejar cita-citanya dengan sungguh-sungguh, menjaga kehormatanmu dan akan melamarmu jika sudah waktunya nanti.

WASPADA! MODUS BARU !
Nafsu berkedok cinta! Modus yang biasa sering digunakan adalah dengan mengajak menjadi pacar. Sudah banyak korban yang berjatuhan akibat modus baru ini. Hati-hati!

2.Tidak jelas Hubungannya (bukan suami istri, bukan keluarga)
Coba lihat deh KTP orang yang berpacaran, Apakah di KTP mereka statusnya “Berpacaran”? , terus coba lihat deh di Kartu Keluarganya ada nama pacarnya ga? Gak ada kan. Sudah sangat jelas,ternyata hubungan orang berpacaran memang Tidak Diakui secara resmi. Tentu saja, ini sangat merugikan terutama bagi wanita karena si laki-laki bisa ninggalin si perempuan begitu aja kalau tiba2 si perempuan berubah jadi dua orang atau lebih ( HAMIL maksudnya ).
Hati-hati karena mereka cuma palsu bilang cinta atau sayang. Belum tentu yang mereka ucapkan itu benar. Buktinya sudah sangat banyak dan tidak perlu kamu menjadi korban berikutnya dari cowo seperti itu. Kalau memang punya komitmen untuk selamanya hingga berkeluarga nanti, NIKAH aja! Kan belum siap? Yang jelas jangan pacaran, nanti kan bisa sakit hati kalau putus atau bahkan hamil ditambah lagi yang paling utama dan paling berat yaitu DOSA! DOSA!. Persiapkan aja masa depan dan tetaplah gembira.(I am Single and very Happy)

3. Pacaran itu isinya Bohong
Ada orang yang bilang bahwa pacaran itu untuk saling mengenal. Apakah itu benar? Bilang kalau “Forever Love”, “Kau adalah cinta sejatiku” dll tapi ternyata itu semua cuma kata-kata manis di mulut saja.Sok Romantis. Kenyataanya itu semua cuma biar dia ga kehilangan kamu. Belum tentu itu adalah sifat aslinya dia. Coba kamu liat aja bagaimana ia dengan teman-teman, orang tuanya atau orang lain selain kamu juga sebaik itu juga? Jika tidak, maka semua sikap ia selama ini adalah PALSU

4. Mengajarkan untuk Tidak Setia.
Apakah orang yang berpacaran adalah orang yang setia? Setia? Yakin? Kepada siapa? Kan pendamping hidup yang sebenarnya belum tau. Orang pacaran tidak ada ikatan resmi. Cuma dari kata “aku cinta kamu” terus diterima . Suatu saat jika kamu sudah menikah, dia juga bisa mengatakannya atau melakukannya(pacaran/selingkuh istilahnya nanti) yang sama kepada wanita/pria lain yang bukan istri/suaminya dan itu adalah hal yang sama dengan yang kamu lakukan sekarang. Kalau sekarang saja ya, besar kemungkinan di masa dengan juga sama. Hati-Hati.

Pada artikel berikutnya, saya akan membahas mengenai bagaimana solusi yang diberikan islam terhadap dua individu yang saling mencintai ini. Dengan solusi ini maka kedua pihak yang saling mencintai ini akan mendapatkan keuntungan dan tidak dirugikan. Selain itu pasangan hidup yang didapatkan juga adalah orang yang lebih baik dan setia.

Bersambung ke bagian ke 2 di halaman ini (Segera!)



View the
Original article

0 comments: