Saat ini, kita hidup di sebuah era di mana globalisasi dan traveling (bepergian) telah menjadi bagian utama dari kehidupan sehari-hari. Setiap tahunnya, banyak orang melakukan perjalanan melintasi negara yang berbeda untuk menghabiskan dan menikmati liburan mereka. Hal ini telah membuat pariwisata menjadi sumber penting untuk menghasilkan pendapatan bagi banyak negara. Sebuah jenis pariwisata baru telah muncul yang dikenal sebagai “wisata halal“. Ini merupakan produk baru dalam industri pariwisata. Oleh karena itu, yang dibutuhkan ialah bagaimana mengembangkan bea komoditas wisata halal dan jasa untuk melayani pasar yang berkembang aktif ini.
Halal sebenarnya merupakan kata berbahasa Arab yang berarti “diizinkan”. Ideologi terhadap yang diizinkan atau dibolehkan tidak berlaku untuk makanan saja. Ini adalah gaya hidup yang menyeluruh di mana seseorang harus memenuhi lingkup perihal yang berbeda yang diizinkan oleh syariat. Perihal ini berkisar mulai dari kosmetik, makanan, obat-obatan, berpakaian, dan bank serta transaksi bisnis dan dalam hal ini pariwisata. Oleh karena itu, ini berarti menyediakan paket penawaran khusus yang dirancang fokus kepada tur Muslim dan kebutuhan religi mereka.
Ini ialah jenis wisata religius dan biasanya bertalian dengan negara-negara Timur Tengah, terutama di saat Haji dan Umrah yang mana paket yang ditawarkan itu ditujukan kepada para peziarah tur. Ada potensi besar untuk pariwisata halal di lahan ini karena memiliki permintaan yang kuat untuk barang dan jasa yang halal serta memiliki sifat daya tahan karena setiap tahun jutaan peziarah Muslim tur ke Mekah dan Madinah. Saat ini, paket-paket ziarah baru ditawarkan kepada turis yang bersifat keagamaan yang meliputi perpanjangan untuk tinggal dan bahkan melakukan perjalanan ke kota-kota religi selain Mekah dan Madinah. Para peziarah tersebut, setelah melakukan ibadah haji, mengunjungi kota-kota lain dan menggali lebih dalam mengenai budaya juga warisan dari daerah serta menapaki jejak nabi-nabi terdahulu (napak tilas).
Namun, pariwisata halal tidak terbatas pada negara-negara Timur Tengah. Almulla Hospitality Dubai telah mengumumkan untuk membuka 150 hotel pada tahun 2015 di Eropa dan Amerika Utara. Di Amerika, IFANCA bekerja sejak tahun 1982 dalam perihal ini. Islamic Food and Nutrition Council of America (IFANCA) adalah sebuah organisasi Islam non-profit yang didedikasikan untuk penegakan makanan halal. The American Halal Association (AHA) atau Asosiasi Halal Amerika adalah asosiasi nirlaba lain yang dibentuk dengan dasar yang sama.
Sekitar 25% dari populasi dunia adalah penduduk Muslim. Hanya di Amerika Serikat saja, populasi Muslim akan tumbuh menjadi 6,2 juta pada tahun 2030 dari 2,6 juta pada tahun 2010. Untuk memenuhi pasar ini, United States Halal Association (USHA) atau Asosiasi Halal Amerika Serikat juga bekerja di Illinois, AS. USHA didedikasikan dalam menciptakan kesadaran di kalangan konsumen dan memberikan pedoman kepada usaha tertentu untuk mengikuti gaya hidup halal.
Wisata halal memiliki potensi yang sungguh besar, tetapi hal ini perlu difokuskan sedikit banyak di Amerika karena umat Islam tumbuh di negeri ini dengan cepatnya. Gaya hidup halal di AS saat ini agaknya terbatas pada produk makanan saja. Di sisi lain, banyak investor internasional mencermatinya untuk melayani pangsa ini pada demografis Amerika Serikat, yang merupakan pertanda positif.
You can also read this article in English Here
View the Original article
0 comments:
Post a Comment