Belajar dari Perilaku Binatang

on Monday, March 4, 2013

Masih ingatkah kisah seorang pelacur yang memberikan air minum pada anjing yang sedang kehausan sehingga wanita tersebut terbebas dari ancaman neraka? Bagaimana dengan kisah seorang wanita yang mendapatkan azab neraka karena mengurung seekor kucing didalam ruangan, tidak pula memberinya makan dan minum dan akhirnya si kucing kehilangan nyawanya.

Dua contoh kisah diatas merupakan bahwa perbuatan manusia terhadap hewan dapat mengantarkan kita ke surga maupun neraka. Sesungguhnya hewan adalah cintaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan untuk memerlakukannya juga harus sesuai dengan yang telah di contohkan oleh para nabi, Rasulullah dan para sahabat.

Manusia diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna namun hewan yang tidak diciptakan memiliki akal juga mampu bersikap layaknya makluk yang sempurna dengan memberikan sikap hormat kepada sesama dan manusia. Telah banyak contoh yang tercantum dalam firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan hadist bahwa hewan mampu hidup berdampingan, memberikan manfaat dan hormat kepada manusia atau pemimpin pada masa tersebut.

-          Burung gagak berperan penting dalam memberi tahu Qabil, putra Nabi Adam tentang tata cara menguburkan mayat saudaranya, Habil. Inilah salah satu manfaat yang bisa di ambil dari perilaku hewan kepada makhluk bernama manusia.

 “Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya [410]. Berkata Qabil: “Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?” Karena itu jadilah dia seorang diantara orang-orang yang menyesal.” ( Q.S. Al-Maidah : 31)

- Nabi Sulaiman mewarisi mu’jizat yang dimiliki ayahnya, Nabi Dawud, mampu mengerti bahasa hewan dan dapat berbicara dengan mereka.  Terdengar oleh nabi Sulaiman ketika akan berjalan melewati jalan yang juga dilintasi oleh para semut, semut meminta koloninya untuk masuk ke dalam sarang agar tidak terinjak oleh nabi Sulaiman dan nabi pun hanya tersenyum mendengarnya. Tersebut dalam Q.S. An-Naml 16-19:

“Dan Sulaiman telah mewarisi Daud [1093], dan dia berkata: “Hai Manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar suatu kurnia yang nyata”. (16) Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan).”(17) Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari”;(18)maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdo’a: “Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri ni’mat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh” (19)”

- Nabi Muhammad memiliki kucing sebagai binatang peliharaan dan sangat menyayanginya. Saat si kucing tidur di bagian jubahnya, beliau memotong bagian lengan yang ditiduri kucing kesayangannya agar tidak terbangun dari tidurnya. Kucing diperlakukan dengan sangat baik oleh Rasulullah sehingga kucing pun membalas dengan selalu bersikap baik.

Dari contoh kisah kisah diatas, binatang mendapatkan tempat tersendiri bagi Nabi dan Rasul. Oleh karena itu, sudah selayaknya kita meniru manusia-manusia terpilih dalam bagaimana seharusnya akhlak memperlakukan binatang dan mengambil pelajaran dari mereka.  Inilah skenario yang diciptakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Tuhan Yang Maha Esa dan mengetahui segalanya, agar manusia mengambil hikmah dari apa yang terkadang menurut mereka tidak berguna padahal setiap yang diciptakan oleh Allah adalah sebaik-baik ciptaan-Nya.

About the author



View the Original article

0 comments: